By Theo Lering

TentangFlobamorata.blogspot.com

By Theo Lering

TentangFlobamorata.blogspot.com

By Theo Lering

TentangFlobamorata.blogspot.com

By Theo Lering

TentangFlobamorata.blogspot.com

By Theo Lering

TentangFlobamorata.blogspot.com

Selasa, 06 November 2012

Patung Bunda Maria Nilo

patung nilo
     Letaknya sekitar lima kilometer dari Maumere. Nama sebenarnya Desa Nilo, Bukit Keli. Namun orang menjulukinya Bukit Nilo. Di atas bukit, ada patung Bunda Segala Bangsa atau patung Maria.
     Patung Bunda Maria di bukit Nilo yang berjarak sekitar 16 km dari Kota Maumere ini sangat direkomendasikan bagi anda untuk dikunjungi, apalagi jika anda adalah seorang umat Katolik yang ingin mendapatkan ketenangan hati serta pikiran. Karena, tidak ada hal yang lebih baik daripada berziarah ke Patung Bunda Maria di bukit Nilo sambil menikmati pemandangan alam sekitar yang memukau.
     Lokasinya terletak di Nilo, Kabupaten Sikka, Flores. Gambaran awan dan siluet objek patung Maria Bunda Segala Bangsa, yang tegak berdiri diatas bukit dengan dimahkotai awan yang berwarna mendung serta beralaskan pepohonan hijau, membuat senja seakan berhenti di area parkir. Parkir dari sebuah kesibukan yang begitu alamiah. Tingginya sekitar 18 meter. Belum termasuk fondasinya yang setinggi 28 meter. Beratnya sekitar 6 ton. Patung ini dibuat pada 2005.
Melakukan perjalanan wisata religi memang sangat menyenangkan dan dapat menenangkan hati serta pikiran, apalagi jika ternyata objek wisata religi yang dituju memiliki banyak keistimewaan, termasuk pemandangan alam yang indah. Hal inilah yang membuat wisata Patung Bunda Maria di bukit Nilo, Kota Maumere ini salah satu obyek wisata religi yang paling diminati oleh umat Katolik. Di atas bukit Nilo ini, sebuah Patung Bunda Maria yang didirikan oleh Biara Karmel ini berdiri dengan kokoh dan megah, sehingga dapat memukau para peziarah yang datang untuk melihat dan berdoa.

patung maria sikka



      Patung ini dibangun oleh Tarekat Pasionis yang bekerja samadengan umat katolik disana. Almarhum Uskup Agung Ende Mgr. Abdon Longinus da Cunha memberkati dan membukanya ecara resmi sebagai tempat ziarah pada 31 Mei 2005, akhir bulan Maria. Penganut ajaran katolik Maumere mempercayai,didirikannya patung yang juga tempat berziarah merupakan berkat yang tidak terhingga. Dan penganut katolik khususnya warga Flores, meyakini campur tangan Bunda Maria dapat mendengar dan mengabulkan apa yang mereka butuhkan.
patung maria flores

      Tempat untuk berziarah ini mempunyai daya tarik khususnya para peziarah yang beragama Katolik. Bediri diatas bukit diantara pohon-pohon hijau yang masih alami disertai dengan udara yang sejuk dingin, lokasi ini sangat nyaman bagi para peziarah untuk berdoa meminta permohonan kepada Bunda Maria. Bagi penganut Katolik, Santa Maria begitu dihormati, jika sungguh-sungguh berdoa, maka doanya dapat terkabulkan. Sangat tepat jika untuk berziarah maupun berwisata pada saat musim dingin. Udara yang sejuk akan menambah keheningan dan kekhusukkan dalam berdoa.
Selain Patung Bunda Maria, di puncak bukit Nilo ini juga kita dapat menyaksikan pemandangan alam yang cukup memukau. Pemandangan tersebut terdiri dari daerah-daerah di sekitar bukit Nilo dan Kota Maumere itu sendiri. Hal ini tentunya menjadi hal yang sangat menarik baik itu bagi umat Katolik atau non-Katolik.

GBU

Sumber :
                    www.btravindonesia.com

Patung Kristus Raja Maumere

kristus raja sikka
      “I Remember Flores”, sebuah buku dalam bahasa Inggris yang ditulis dan diterbitkan oleh Mark Tennien dari Maryknoll. Diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia oleh Thom Wignyata, wartawan SKM Dian dan Flores Pos, dengan judul “ Aku Terkenang Flores” (Penerbit Nusa Indah Ende, Cetakan I 1976 dan Cetakan II 2005).
Dalam buku mini setebal 224 halaman itu, Tasuku Sato, Kapten Angkatan Laut Jepang yang menjadi Komandan Angkatan Laut Kerajaan Jepang di Ende – Flores (1943 – 1945), antara lain menulis sebagai berikut :

      “Penjaga Kota Maumere adalah sebuah patung Kristus yang berarna putih, sangat bagus dan hidup. Di pagi hari ketika sinar lembut menimpalinya, patung itu tampak keramat, persis seperti patung Katedral Ende yang diterangi cahaya lilin. Akan tetapi, situasi keramat sekelilingku sekarang mendapat amukan perang. Kegiatan perang yang memanikkan telah menyelinap masuk kewilayah keramat dan tenteram sekitar penjaga Kota Maumere.”

patung yesus sikka

      Patung Kristus yang dikagumi Kapten Tasuku Sato itu adalah salah satu tonggak sejarah dari karya kerasulan Don Yosephus Ximenes da Silva (1895 – 1954), Raja Sikka ke – 15 (1920 – 1954).
     Pada tahun 1926 sang raja yang genius dan brilian itu menyediakan sebidang kecil tanah lapang di Kota Maumere ( kini menjadi Taman Kristus Raja, Jl Mgr Soegijopranata, SJ, atau pernah dikenal sebagai Lapangan Tugu), untuk diletakkan Patung Kristus Raja. Patung itu dibeli dengan dana yang dihimpun secara bergotong royong oleh seluruh umat Khatolik Kerajaan Sikka. Patung yang indah ini, kata orang yang didalam zamannya pernah melihatnya, diletakkan dibagian selatan lapangan, disisi timur diberkati Mgr Arnoldus Vestraellen, SVD, Vicaris Apostolic Soenda Ketjil, dalam perayaan misa pada tahun yang sama (1926).

     Mendahului kehadiran patung Kristus Raja tersebut, pada tahun 1925 terbit “Kristus Raja Itang (KRI), majalah bulanan berbahasa Sikka yang dipimpin dan dikelolah Pater Grootmann, SVD, Pastor Paroki Nele. Ukurannya 21x14,8 cm. Isinya antara lain soal agama, hal-hal praktis pastoral, sosial ekonomi, pendidikan, kebudayaan, berita-berita daerah, paroki dan masalah nasional/internasional. KRI lenyap dari peredaran pada desember 1938 (Agus Sape, Perjalanan Pers di NTT, dalam buku 15 tahun Pos Kupang, Penerbit Timor Media Grafika, Kupang, 2007).

      Namun sayang, patung yang menjadi lambang kekatolikan penduduk Kota Maumere dan sekaligus pelindung kota ini hancur lebur dihantam bom Sekutu pada akhir Perang Dunia II (1944). Kehadiran penguasa Jepang di Pulau Flores telah mengundang incaran Sekutu. Kota Maumere yang enjadi basis pertahanan Angatan Perang Kerajaan Jepang, diarahkan sebagai mangsa dan sasaran pemboman.
Menutut catatan Mo’ang D.D Kondi Pareira, seorang pejabat Kerajaan Sikka dalam manuskripnya “Hikayat Kerajaan Sikka” , ‘Bahwa pada tanggal 23 Januari 1944 Sekutu menjatuhkan bom pertama kali, merusakan Toko Batu, Kolo Liong dan Toko Makasar (ketika itu ketiga toko ini terletak dalam jejeran rumah tinggal Don P.C.X. da Silva ke utara, sebelah timur Taman Kristus Raja sekarang). Tercatat dua orang meninggal dan banyak yang terkena cedera ringan.

      Banyak orang sangat yakin bahwa patung Kristus Raja juga hancur terkena bom. Pada tahun limapuluhan sampai awal sembilanpuluhan masih tampak sepenggal lantai semen sedikit ketinggian dimana patung itu diletakkan. Disitu saya pernah berdiri menyanyikan lagu “ovos’ pada perarakan Jumad Agung (ketika saya di bangku SMPK Yapenthom Maumere, 1953-1956), kini penggalan lantai semen itu telah dibongkar, hilang tak berbekas.

Mo’ang Kondi mencatat rentetan peristiwa tragis yang menimpa Kota Maumere setelah pemboman pertama, sebagai berikut ;

1. 14 Juli 1944, diperkirakan dua pulhan pesawat udara terbang melintasi langit Kota Maumere dan menjatuhkan bom. Banyak rumah penduduk dan kantor pemerintah rusak total. Jumlah orang yang meninggal tidak tercata.

2. 17 Juli 1944, Sbuah kapal Jepang yang sedang berlabuh dekat Pulau Besar, terbakar.

3. 27 Juli 1944, ISTANA Raja Sikka (kini Kantor PT Floresa Wisata dan rumah kediaman keluarga Drs Frans Seda) dibumi hanguskan oleh bom sekutu (sehari sebelumnya, 26 Juli 1944, putra sulung Don Thomas, yaitu J.D.X. da Silva menerima berkat nikah dengan Rosalia Kaunang di Hakakewa, Lembata).

4. 22 Juli 1944 giliran Bandara Waim Oti terkena bom laknat tersebut.

5. 31 Juli 1944, bagian lain dari Kota M,aumere hancur lebur dihantam bom Sekutu. Banyak penduduk mengungsi ke pedalaman.

patung sikka
     Karena adanya rentetan pemboman itu masyarakat semakin yakin bahwa patung Kristus Raja juga hancur karena bom. Namun, ada kesaksian lain dari L. Teka da Lopez, seorang sopir mobil Jepang, ketika itu berusia 21 tahun. Keyakinannya sebagai diceritakanya kepada Drs. Kanis Lewar berikut ini

      “Patung yang menampilkan keagungan Kristus sebagai Raja dengan mahkota dan tongkat, tetap tegak berdiri utuh. Lantaran itu memancing amarah tentara Jepang. Malam harinya para serdadu yang tengah dirasuk perang dan mabuk alkohol, merobohkan kemegahan patung itu dengan sepotong besi hingga patah dan jatuh. Saya menyaksikan tragedi yang melukai imanku dengan rasa takut. Patung Kristus Raja sesungguhnya tidak hancur oleh bom, melainkan dengan kekerasan tangan besi para serdadu Jepang. Namun banyak orang yang tidak percaya dan masih ragu dengan kesaksian saya. Pada hal peristiwa penghancuran patung itu diketahui juga Felix Moa Hekopung. Kesaksian kami berdua tidak digubris Panitia Perayaan Nasional Tahun Maria 1988,” demikian L. Teka da Lopez (“Don Thomas Peletak Dasar Sikka Membangun”, E.P da Gomez dan Oscar P. Mandalangi, Yapenthom Maumere, 2003/2005/226).

Mana yang benar dari kedua versi itu, perlu ada ketelitian yang lebih cermat oleh lembaga yang berkompeten, seperti Pusli Candraditya misalnya.

Namun yang benar adalah, umat Katolik disini merasa suatu kehilangan besar karena patung Kristus Raja yang memah dan agung itu hancur lebur oleh perang. Sebab itu muncuk tekad dari kalangan tokoh umat untuk menegakkan kembali patung yang sama ditempat yang sama.

      Adalah Drs. Daniel Woda Pale, Bupati Sikka yang ketiga (1977 – 1988) dalam sambutannya didepan Pimpinan Gereja dan Umat Katolik di Indonesia Kabupaten Sikka pada saat perayaan 450 Tahun Gereja Katolik di Indonesia yang berlangsung di Lapangan Umum Kota Baru Maumere, 12 Juli 1984, memberikan harapan bahwa pemerintah akan berusaha untuk mewujudkan aspirasi dan kehendak umat tersebut. Akan tetapi, sampai dengan kahir masa jabatannya (1988), tekad itu tidak terwujud oleh berbagai kendala dan hambatan.
Tekad itu baru terwujud dalam masa kepemimpinan Drs. A.M Konterius, Bupati Sikka yang ke empat (1988-1993).

       Dalam rangka kunjungan pastoral Sri Paus Yohanes Paulus II di Maumere tanggal 11-12 Oktober 1989. Bupati Konterius mengambil prakarsa untuk bekerja sama dengan masyarakat Sikka di Jakarta, mengerjakan sebuah patung Kristus Raja. Dibawah koordinasi Drs Frans Seda, Drs Ben Mang Reng Say, Blasius Bapa dan Eduard Karmoy Nirang, patung itu dikerjakan oleh Magnus B. Solapung, seorang putra Sikka. Biaya diperkirakan Rp 25 juta, yang dihimpun dari para donatur kalangan Katolik dan non Katolik di Jakarta.(Harian Flores Pos)

GBU

Sumber : inimaumere.com







Wisung Fatima Lela di Kabupaten Sikka

WISUNG FATIMA LELA
Dalam Dekapan Hati Tak Bernoda Bunda Maria dari Fatima

      P.Herman Bolscher SVD,Pastor Lela 1939-1963 dalam tulisannya mencatat,”Dalam tahun 1942 diwaktu perang dunia II,dengan resmi Paus Pius XII menyerahkan dunia kepada Hati Maria. Sesudah perang dimana-mana keuskupan-keuskupan, pun negara-negara,paroki-paroki,keluarga-keluarga,orang pribadi ikut membuat penyerahan itu.Termasuk Paroki Lela dan Sikka pada tahun 1947 tanggal 5 oktober.Tahun 1984 Paus Yohanes Paulus II memperbaharui penyerahan dunia dari tahun 1942,tanda bahwa masih aktuil sekali bagi dunia.”
     Gema pesan Maria kepada 3 cilik pada penampakan di Fatima,Portugal tahun 1917,tiga puluh tahun kemudian terdengar di lembah Lela,pantai selatan Sikka.Tahun 1947 peristiwa penampakan Maria tersebut teristimewa pesannya dijelaskan kepada umat paroki Lela dan Sikka dalam rangka melaksanakan himbauan Paus Pius XII.

     Tanggal 5 oktober 1947,dalam suatu acara liturgi yang meriah di alam terbuka,umat paroki Lela dan Sikka menyerahkan diri kepada Maria dibawah pimpinan Pater H.Boscher.SVD, Pastor paroki Lela waktu itu.Dalam upacara itu umat mempersembahkan 2000 karangan bunga kepada Maria.Upacara penyerahan itu begitu mengesankan dan seluruh umat tergugah oleh pesan Maria dan membangun tekad untuk melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari. Untuk membantu pelaksanaan devosi kepada Bunda Maria, mereka meminta sebuah patung "Maria Fatima" . Pater Vas Es.SVD , mau berusaha untuk memenuhi keinginan umat itu. Setelah menunggu cukup lama,akhirnya tanggal 20 april 1949 patung Maria tiba di pelabuhan Alok (pelabuhan Sadang Bui,sekarang) , dibawa oleh kapal Theresia .Umat menyambut patung itu dengan gembira.Karena belum ada tempat khsusus untuk mentakhtakan patuing tersebut maka untuk sementara patung tersebut ditempatkan sementara di pendopo pastoran. Tiap malam umat datang berdoa secara bergilir.

      Tanggal 10 juni 1949 tempat khusus untuk mentakhtakan Maria Fatima mulai dibangun. Maria mendapat tempat dikaki bukit, pingir barat kampung Lela. Demi kepentingan ini, puluhan pohon kelapa dikorbankan dan enam keluarga yang bertempat tinggal di situ, rela berpindah ke tempat lain.
Yang bekerja pertama unluk meratakan tanah tempat tersebut adalah M. Kapitan Kr. Titi da Silva clan dewan guru. Peletakan hatupertama dikikukan oleh rata S dska M. Rain Don Thomas X. da Silva. Berkat kerja sama yang sangat baik antara semua pihak,dalam jangka waktu yang relatif singkat, dua bulan, tempat khusus untuk Maria itu selesai dibangun walaupun dalam bentuk yang sederhana. Pada tanggal 16 Agustus 1949, setelah upacara penerimaan KriSma untuk 1161 orang, tempat tersebut dan Patung Maria Fatima diberkati oleh Mgr. H Leven, SVD.

      Tempat yang ditahbiskan kepada Bunda Maria itu dibaptis dengan nama ‘Fatima’. Fatima ini kemudian ditetapkan sebagai tempat ziarah umum untuk umat khatolik sekerajaan Sikka. Sesudah tempat ziarah dan patungnya diberkati,pastor-pastor, raja, dewan umat sekerajaan Sikka membuat pertemuan untuk mempersiapkan upacara penyerahan umat Khatolik Sikka kepada Bunda Maria. Untuk keberhasilan upacara besar itu,dikumpukan dana dari semua paroki/hamente. Setiap paroki mengutus wakil-wakilnya untuk menghadiri upacara itu. Umat Katolik Lela menyiapkan tempat penginapan bagi para utusan paroki dan para undangan.Upacara penyerahan terjadi tanggal 26 oktober 1949. Utusan paroki dan para undangan sudah berada di Lela tanggal 25 Oktober dan malamnya Pastor Pembantu Paroki Lela .P.J Diaz Viera menjelaskan pesan Maria pada penampakan di Fatima, Portugis kepada umat dan para undangan. Sesudahnya umat dihibur dengan drama "Suaka". Setelah nonton drama, umat dari 15 paroki berdoa di Fatima secara bergilir hingga pagi.

Upacara penyerahan umat sekerajaan Sikka tanggal 26 Oktober 1949 berlangsung sangal meriah. Umat yang hadir pada saat itu 12.000 orang. Umat Katolik keralaan Sikka diwakili oleh P. Deken,P. Hoiveld, dan Raja Sikka M.Ratu Don Thomas X. da Silva mengucapkan kata-kata penyerahan kepada Maria. Pada 1950,patung Maria diarak keliling kerajaan Sikka.Umat menyambutnya dengan sangat gembira dan meriah. Pada kesempatan itu setiap paroki membuat penyerahan kepada Bunda Maria. Tahun yang sama ini muai dibina dan dihidupkan doa rosario/kontas gabungan.

Semangat untuk berdoa rosario umat katolik Sikka sangat tinggi. Devosi kepada Bunda Maria berkembang subur. Fatima Lela mulai dibanjiri para peziarah. Tempat-tempat ziarah itu mulai dilengkapi dengan pembangunan lain yang menunjang kehidupan iman umat. Pertama pembangunan jalan kontas 15 misteri. Untuk itu dikumpulkan dana dari setiap tokoh Katolik dan setiap hamente/paroki sekerajaan Sikka.Tanggal 22 agustus ‘jalan kontas’ diberkati oleh Mgr.Anton Thijssen,SVD. Setelah itu dibangun juga bukit Kalvari. Diatasnya dipancang sebuah salib dan disamping salib berdiri Patung Sang Bunda dan Patung Rasul Yohanes. Bukit Kalvari diberkati oleh P.Deken Hoeijmakers,SVD,pada tanggal 13 mei 1957 tepat hari ulang tahun ke 40 penampakan Maria di Fatima. Tahun 1958 dibangun stasi-stasi Jalan Salib.

GBU

Sumber : inimaumere.com

Foto-Foto di Gereja Tua Sikka







Sumber : www.Travel.detik.com

Tempat Wisata Rohani Kab. Sikka

     Berikut ini adalah tempat wisata Rohani yang ada di kabupaten sikka :

1. Gereja Tua Sikka

     Gereja Tua Sikka terletak di Sikka Natar dan dibangun pada zaman Portugis pada tahun 1899 oleh Pastor Y. Engbers seorang Missionaris dari Tarekat Jesuit. Gereja Tua Sikka menjadi ikon kembanggan Umat Katolik Sikka san Flores pada umumnya karena gereja yang dibangun sejak lebih 1 abad yang lalu itu masih berdiri tegak dan terawat sampai saat ini.
     Pembangunan Gereja Tua Sikka tersebut dapat terwujud karena bantuan dan dukungan dari Raja Sikka yang berkuasa saat itu, Yoseph Mbako Ximenes da Silva. Raja Yoseph memiliki perhatian yang begitu besar terhadapa kehidupan beragama Umat Katolik saat itu.
     Arsitektur banguan Gereja Tua Sikka memiliki beberapa keistimewaan yang khas dan menarik antara lain bentuk dan corak bangunannya yang mencerminkan tradisi bangunan dari abad XVIII – XIX; dinding gereja dihiasi dengan lukisan-likisan bermotifkan tenun ikat Sikka yang banyak diproduksi oleh perempuan Sikka sejak zaman dulu hingga masa kini.
Keistimewaan lain dari Gereja Tua Sikka adalah adanya prasasti di dalamnya yang bertuliskan nama seorang Pastor Belanda generasi awal di kota Sikka, Le Cocq D’Armandville Sj. Pada prasasti tersebut tertulis pula hari pentabisan Gereja Tua Sikka yaitu 24 Desember 1899.
     Memasuki tahun 1999 yang lalu, ada hajatan besar di kampung Sikka. Hajatan untuk merayakan berdirinya 1 abad gereja paroki Sikka. Perayaan diadakan dengan tarian - tarian, acara - acara adat, dan puncaknya adalah perayaan ekaristi kudus atau misa syukur yang dipimpin oleh Uskup Agung Ende. Sebuah penghargaan yang patut untuk diberikan kepada bangunan yang berusia 110 tahun ini.


KLIK Disini GAMBAR Gereja Tua Sikka

2. Wisung Fatima Lela



    Wisung Fatima terdapat di Desa Lela, Kecamatan Lela, 24 KM ke arah pantai selatan dari Kota Maumere, Ibu Kota Kabupaten Sikka.  Di Kecamatan Lela ini, terdapat juga Desa kuno Sikka sehingga jika berkunjung ke Lela makan lazimnya dirangkai dengan Desa Sikka. Lela dan Sikka memegang peranan pointing dala sejarah kerajaan Sikka.
    Wisung Fatima merupakan obyek wisata ziarah yang paling terkenal di Desa Lela dan banyak dikunjungi para peziarah dari kota-kota besar di Pulau Jawa. Di Wisung Fatima Lela ini terdapat Patung Bunda Maria, relief-relief Peristiwa Rosario dan Stasi Jalan Salib. Di samping itu, di Desa Lela terdapat pula sebuah Rumah Sakit Swasta yaitu RS. St. Elisabeth yang diasuh oleh para Suster Katolik. Selain RS swasta, di Sikka juga terdapat gerej tua peninggalan Portugis dan bangunan-bangunan kuno peninggalan Belanda sehingga Lela – Sikka ditetapkan oleh pemerintah sebagai obyek wisata rohani.

KLIK Disini untuk Penjelasan lebih detail tentang Wisung Fatima Lela

3. Patung Kristus Raja Maumere

 Patung ini merupakan patung yang menjadi kebanggaan saya di kota maumere, kerinduan saya bertambah saat mengingat tentan patung KRistus Raja. Patung Kristus Raja dibangun pada tahun 1925 oleh seorang Raja Sikka, Raja Don Thomas da Silva. Patung ini sempat tidak terawat dan  rusak namun  kembali dipugar oleh pemerintah pada tahun 1989 dan diberkati oleh oleh Paus Yohanes Paulus II ketika berkunjung ke Maumere. Patung Kristus Raja terletak di Kelurahan Uneng Kecamatan Alok.



KLIK Disini Untuk Penjelasan lebih Detai tentang Patung Kristus Raja

4. Patung Bunda Maria Nilo

     Nilo Adalah sebuah bukit yang terletak di Desa Wuliwutik, Kecamatan Nita. Bukit Desa Nilo terletak sekitar 16 Km dari Kota Maumere, ibu kota Kabupaten Sikka. Bukit Nilo ramai dikunjungi sebagai obyek wisata rohani bagi umat Katolik karena di puncaknya terdapat sebuah patung Bunda Maria yang berdiri dengan megah dengan diameter 28 m. Patung Bunda Maria Bukit Nilo didirikan oleh Biara Karmel.
    Selain penting sebagai obyek wisata ziarah karena terdapat Patung Bunda Maria, Bukit Nilo juga menawarkan pemandangan yang menakjubkan dari puncaknya. Dari puncak bukit Nilo peziarah dapat menikmati pemandangan alam sekitar Nilo dan Kota Maumere.

Klik DISINI penjelasan Detail Patung Bunda Maria Nilo



5. Watu Cruz

      Berwisata ke Bola dengan kendaraan roda dua atau empat kita hanya memerlukan waktu sekitar satu jam. Dari Kota Maumere kita akan keluar menuju arah timur. Cuma di butuhkan 5 km dari kota, kita telah sampai dipersimpangan jalan yang berada dalam wilayah Desa Waipare. Kali ini kita akan mengambil jalur kanan. Dari sini kendaraan yang kita tumpang akan melaju mulus menuju pantai selatan, maklum ruas jalan disini termasuk lintasan jalan dengan kategori bagus. Sedikit meliuk mengikuti jalur kelokan sebentar lagi kita akan sampai ke Bola. Selama perjalanan dari Waipare, kita akan melintasi beberapa desa kecil seperti Ili, Wolokoli dan sebagainya. Kita juga akan berada sebentar di ketinggian dan menyaksikan pemandngan pantai utara yang indah dengan pulau-pulau kecil yang menghiasi Laut Flores. Kemudian kita harus melalui jalanan berkelok dan menurun.
       Ketika memasuki wilayah Bola yang berada dipesisir pantai kita akan menyaksikan ombak-gelombang yang menggulung, memecah kepantai berlapis-lapis dengan busanya yang memencar, maklum karena kita berada di pantai selatan. Ditengah busa putih dan ombak yang bergelombang itulah berdiri sebuah batu karang dengan salib setinggi 3 meter yang dikenal sebagai Watu Cruz atau Batu Salib. Ya, Portugis menandai Bola dengan Salib. Artinya bahwa Nuba Baluk sudah dibaptis.
       Ditengah hamparan samudera, Salib setinggi 3 meter itu terpampang jelas, tertancap di atas batu karang dan dapat disaksikan dari lintasan jalan raya yang berada disekitar pesisir pantai. Masyarakat setempat menghayati dan mengimani bahwa yang datang di tahun 1630 ialah Pastor Dominicus dan Fransiskus Xaverius. Sebelum ke Gala, para pastor itu tiba pertama kali di Doreng (wilayah pesisir pantai selatan yang berdekatan dengan Bola). Di Pantai Doreng para misionaris ini juga menggantung sebuah Salib Besar. Kalau di Doreng hanya menggantungkan tapi di Pantai Bola Salib itu ditancapkan.
       Salib tersebut telah mengalami perbaikan beberapa kali. Di tahun 1939 oleh Pastor Yan Roots SVD dengan misa yang meriah, kemudian tahun 1981 oleh masyarakat Nuba Baluk (Bola) sendiri dengan mendapat bantuan dari Bupati Kabupaten Sikka saat itu Drs. Daniel Woda Palle. Tahun 1988 saat Tahun Maria ( berlangsung di Gelora Samador da Cunha Maumere), Pater A Groots SVD ikut memperbaikinya. Di saat penggalian ternyata diketemukan sebuah botol berisi kerta dan sebuah periuk kecil. Sayangnya, kertas itu tak terbaca karena kerusakan saat penggalian.
       Kebanggan kami juga kebanggaan masyarakat Kabupaten Sikka, bahwa Salib ini masih dirawat dengan baik sebagai bukti nantinya kepada generasi penerus bahwa di tempat ini pula para misonaris Khatolik pernah singgah dan memtari keimanan kepada masyarakat Sikka.
Nah jika menuju ke Bola jangan lupa untuk melihat Salib Besar yang tertancap kokoh di Pantai Bola sebagai tanda bahwa wilayah Bola dan sekitarnyatelah dibaptis.

Ada beberapa tempat Wisata Rohani lainnya, diantaranya :

Gua Maria Kesokoja
Berlokasi di Desa Kesokoja Kecamatan Palue,spesifikasi Gua Maria dalam wilayah penyulingan uap panas bumi Nuakaju

Gua Maria Krokowolon
Berlokasi di Desa Waiara Kecamatan Kewapante,spesifikasi Gua Maria dan panorama pantai yang indah dan menarik

Tempat Ziarah Watusoking
berlokasi di Desa Wairterang Kecamatan Waigete,spesifikasi Pentahktaan Patung Bunda Maria dan Stasi Jalan Salib

Tempat Ziarah Dian Desa
berlokasi di Desa Wairbleler Kecamatan Waigete,spesifikasi Pentahktaan Patung Bunda Maria dan Panorama pantai yang indah

Gua Fatima Hokor
berlokasi di Desa Hokor Kecamatan Bola,spesifikasi Pentahktaan Patung Bunda Maria

Tempat Ziarah dan Rumah Retret Santo Nabi Elia Mageria
berlokasi di Desa Mbengu Kecamatan Paga,spesifikasi Gua Maria dan Bangunan Penginapan yang indah dan megah

Tempat Pertapaan Kelikeo
Berlokasi di Desa Detubinga Kecamatan Paga,spesifikasi Gua Maria dan Bangunan Penginapan yang indah dan megah

Logu Sinhor
Lokasi sikka desa sikka kecamatan Lela, berjarak 28 KM dari maumere waktu pelaksanaannya hari raya jumad agung, prosesi jumad agung bagi umat katolik yang mempunyai ujud/ intensi khusus penyembahan kepada tuhan yesus yang tersalib dengan cara "logu".

Wair Nokerua
berlokasi di Desa Kolisia Kecamatan Magepanda,spesifikasi Mata air dari dalam batu yang memiliki nilai sejarah dan kerohanian

Penjelasan Lebih LENGKAP di POSTINGAN BERIKUT

GBU

Sumber : www.orangflores.com
               www.travel.detik.com
               www.inimaumere.com

Wisata Alam Kabupaten Sikka

     Kabupaten sikka memiliki beberapa tempat-tempat wisata yang indah dan tentunya masih asri. mungkin teman-teman pernah berkunjung atau hanya sekedar mendengar nama-nama tempatnya. berikut ini tempat-tempat wisata alam yang bisa jadi referensi buat teman-teman yang ingin bermain atau berkunjung bersama keluarga, teman ataupun pacar mungkin.

 1. Pantai Kajuwulu

Sebuah pantai yang letaknya di bagian barat kabupaten sikka berjarak kira-kira 25 km. Tepatnya pantai ini berada di desa magepanda, salah satu desa di kabupaten sikka_Pulau Flores_NTT. Lama perjalanan sekitar 45 menit dari kota maumere. Pasir putih dan pepohonan menghiasi pantai ini, sangat tepat jika dijadikan tempat rekreasi keluarga, dan tentunya masih asri dan sangat jernih air lautnya. pantai ini juga bisa dipakai untuk snorkeling dengan dikelilingi bukit-bukit kecil yang indah.


2. Wair Terang

Wairterang memiliki arti "wair yang berarti air" dan "terang berarti wadah ( terbuat dari bambu yang dipakai sebagai pipa penyalur air)", mungkin hanya itu sepintas yang saya ketahui arti wairterang pada waktu kecil. wairterang terletak di arah timur kota maumere yang berjarak 32 km menuju kota Larantuka (salah satu kabupaten di pulau Flores_NTT).
terletak di kecamatan Waigete kabupaten Sikka. Obyek wisata ini banyak di kunjungi oleh wisatawan mancanegara dan nusantara. Dan juga terdapat banyak flora dan Fauna . Berlokasi di pinggir pantai dan fasilitas diving dan snorkeling yang tersedia di beberapa cottage yang berada disekitar pantai. Di wilayah perairan Wairterang terdapat sebuah kapal Jepang peninggalan Perang Dunia Ke-2 yang kini menjadi situs selam yang diminati. Wilayah perairan Wairtenag juga kaya akan terumbu karang dan biota laut.

3. Taman Laut Teluk Maumere

Terletak di Pantai Waiara terletak 11 km arah timur Kota Maumere. Taman laut Teluk Maumere merupakan salah satu taman laut terindah di dunia dengan berbagai macam biota laut dan terumbuh karang berwama-warni yang menghiasi alam bawah lautnya. Sea world club dan Sao Wisata Hotel menyediakan fasilitas kebaharian seperti alat diving dan Snorkeling.Menikmati matahari tenggelam (sunset) dari daerah ini merupakan salah satu nilai plus yang menjadi daya tarik dari bagian wisata selamnya.

4. Gua Alam Patihahu

Patihahu memiliki arti "Potong Anjing" tapi saya kurang tau alkisah kenapa sampai dinamai patihahu, mungkin dipostingan berikut saya akan jelaskan.  Gua Alam Patiahu 42 km arah timur kota Maumere. Gua yang dihuni cukup banyak kelelawar ini merupakan gua dan tidak ada sentuhan manusia. Pengunjung ke gua ini harus melapor kepada penjaga gua karena konon gua alam ini memiliki nilai magis yang cukup tinggi.



5. Pulau Kambing dan PanganBatang

Pulau Kambing dan Pulau Pangabatang adalah dua pulau berpasir terletak di depan Teluk Maumere. Panorama indah dengan pasir putih serta terumbu karang yang masih asri merupakan tujuan terbaik bagi para peselam dan pencinta bahari. Setiap hari perahu motor berangkat pergi pulang dari pelabuhan Sadang Bui ke Pulau Kambing. Untuk sampai ke sana hanya butuh waktu satu setengah jam. Sementara ke Pulau Pangabatang dapat berangkat dengan perahu motor melalui Nangahure.

6. Paga dan Wolowiro


Paga dan Wolowiro terletak sekitar 40 dan 50 Km arah selatan Kota Maumere pada lintasan jalan menuju Ende. Kedua daerah ini merupakan dua kecamatan dari bagian dari masyarakat suku Lio yang memiliki budaya yang sangat berbeda dengan suku lainnya di Kabupaten Sikka. Di Paga terdapat sebuah pantai berpasir putih yang bentangannya cukup panjang, sekitar 2 Km yakni Pantai Paga. Dari pantai Paga menuju ke wilayah Kecamatan Wolowiro terdapat sebuah pantai berpasir sangat putih dengan terumbuh karang menghiasi air lautnya, tempat ini bernama Pantai Koka. Di sebuah kampung bernama Mau Lo'o terdapat sebuah rumah adat Lio yang konstruksi bangunannya sangat berbeda dengan yang ada di tempat lain di Kab.Sikka. Masyarakat Paga dan Wolowiro berbahasa Lio dan berbudaya Lio seperti halnya orang Lio di Kabupaten Ende.

7. Air Panas Blidit

 Air Panas Blidit berjarak, 40 Km arah timur Maumere. Disekitarnya terdapat ban yak pohon serta air terjun yang sangat cocok untuk mandi kesehatan, khususnya yang mengidap penyakit kulit karena air tejun tersebut berada di kaki Gunung Egon dimana airnya sedikit mengandung belerang.





      Masih banyak lagi wisata alam lainnya yang bisa dikunjungi diantaranya :

Pantai Waliti
Berlokasi di Wailiti Kelurahan Wailiti Kecamatan Alok spesifikasi Pantai berpasir
dan hutan bakau

Pantai Waipare
Berlokasi di Waipare Desa Wairkoja Kecamatan Kewapante, spesifikasi Pantai berpasir
dan batu karang

Pantai Wingawoka
Berlokasi di Ndete Desa Reroroja Kecamatan Magepanda spesifikasi Pantai berpasir
dan hutan bakau

Pantai Nangatobong
Berlokasi di Nangatobong Desa Nangatobong Kecamatan Waigete, spesifikasi Pantai berpas

Pantai Wairbleler
Berlokasi di Wairbleler Desa Wairbleler Kecamatan Waigete, spesifikasi Pantai berpasir
dan hutan bakau

Pantai Doreng
Berlokasi di Doreng Desa Nenbura Kecamatan Bola spesifikasi Pantai berpasir

Pantai Ipir
Berlokasi di Ipir Desa Ipir Kecamatan Bola spesifikasi Pantai berpasir

Pantai Wailamung
Berlokasi di Wailamung Desa Wailamung Kecamatan Talibura, spesifikasi Pantai berpasir.

Pantai Tanjung Darat
Berlokasi di Desa Darat Pantai Kecamatan Talibura, spesifikasi : Pantai berpasir
dan hutan bakau

Pantai Pasir Putih Reruwairere
Berlokasi di Desa Reruwairere Kecamatan Palue, Spesifikasi Pantai berpasir putih

Pantai Waturia
Berlokasi di Waturia Desa Kolisia Kecamatan Magepanda spesifikasi Pantai berpasir.

Danau Semparong
Berlokasi di Pulau Sukun Desa Semparong, spesifikasi:Air Bening dan Fariasi Burung.

Hutan Wisata Pulau Besar
Berlokasi di Pulau Besar Kecamatan Maumere, spesifikasi : Fariasi Tanaman Hutan, Rusa,
Babi Hutan, Kera dan Kelelawar.

Puncak Bulung
Berlokasi di Desa Riit Kecamatan Nita, spesifikasi : Keindahan alam dan tanaman holtikultura.

Puncak Kimang
Berlokasi di Desa Riit Kecamatan Nita, spesifikasi : Keindahan alam, tanaman holtikultura
dan menara microwafe.

Tebing Alam Halar Hawus
Berlokasi di Desa Wuliwutik, spesifikasi : Tebing yang merupakan jembatan alam yang
menghubungi Kecamatan Nita dan Magepanda.


Air Terjun Wairhoret
Berlokasi di Desa Wairterang Kecamatan Waigete, spesifikasi : Air terjun dalam
kawasan hutan lindung

Danau Ranoklahit
Berlokasi di Desa Watudirang Kecamatan Waigete, spesifikasi : Terdapat itik dan satwa liar,

Air Terjun Tunsohok
Berlokasi di Desa Waiterang Kecamatan Waigete, spesifikasi : Air terjun setinggi 40 meter
di kawasan hutan lindung.


Hutan Wisata Egon
Berlokasi di Desa Egon Kecamatan Waigete, spesifikasi : Hutan dan berbagai jenis satwa

Gunung Api Egon
 Berlokasi di Desa Egon Kecamatan Waigete, spesifikasi : Kawa Vulkanik.

Tebing Alam RegaNatar
Berlokasi di Desa Hokor Kecamatan Bola, spesifikasi : Tebing alam yang menarik dan berbagai
jenis tanaman perkebunan,
status : [Belum layak dipromosikan]

Mata Air Panas Bao Krenget
Berlokasi di Desa Egongahar Kecamatan Bola, spesifikasi : Sumber mata air panas dengan
suku 50'-80'C.

Gua Alam Kelimutu
Berlokasi di Desa Nenbura Kecamatan Bola, spesifikasi : Terdapat kelelawar kecil

Gua Alam Warut
berlokasi di Desa Kloangpopot Kecamatan Bola, spesifikasi : Gua alam dijadikan
sebagai benteng pertahanan jepang pada Perang Dunia II
status : [Belum layak dipromosikan]

Batu Meteor
Berlokasi di Desa Kloangpopot Kecamatan Bola, spesifikasi : Batu meteor
berdiameter 25 cm dan berat 20 kg.

Tebing Alam Magemot
Berlokasi di Desa Matakoli Kecamatan Bola, spesifikasi : Tebing curam pada pinggir pantai,
status : [Belum layak dipromosikan]

Tebing Alam WatuNgesu
Berlokasi di Desa Paga Kecamatan Paga, spesifikasi : Tebing alam yang menarik
didepannya terdapat pantai yang indah.

Gunung Api Rokatenda
Berlokasi di Desa Lidi Kecamatan Palue, spesifikasi : Kawa Vulkanik,

Penyulingan Uap Panas Bumi
Berlokasi di Desa Kosokaja, Rokirole, Nitunglea Kecamatan Palue, spesifikasi :
Penyulingan uap panas bumi secara tradisional untuk memenuhi kebutuhan air minum.

Mata Air Panas Reruwairere
Desa Reruwairere Kecamatan Palue, spesifikasi : Mata air panas pada pinggir pantai
dengan suhu 75'-100'C

Air Terjun Lianiki
Berlokasi di Desa Gere Kecamatan Mego, spesifikasi : Air terjun setinggi kurang lebih 50 meter.

Ai Ripa
Berlokasi di Desa Wolodhesa Kecamatan Mego, spesifikasi : Telapak kaki manusia raksasa
pada sebuah batu besar di tengah sungai,


Pantai Pasir Putih Pulau Besar
Berlokasi di Pulau Besar Desa Kesokoja dan Koja Doi Kecamatan Maumere, spesifikasi
Pasir Putih dan hutan bakau

Pantai pasir Putih Pulau Sukun
Berlokasi di Pulau Sukun Desa Semparong Kecamatan Maumere spesifikasi Pasir putih.

Pantai Pasir Putih Pulau Babi
Berlokasi di Pulau Babi Desa Permaan Kecamatan Maumere spesifikasi Pasir putih dan hutan bakau

Pantai Pasir Putih Pulau Pemana
Berlokasi di Pulau Pemana Desa Pemana Kecamatan Alok spesifikasi Pasir putih dan hutan bakau
status : [Belum layak dipromosikan]

Pulau Kondo
Berlokasi di Pulau Kondo Desa Kojagete Kecamatan Maumere, spesifikasi Pulau kecil
tidak dihuni dan ditumbuhi pohon rindang

Pantai Nangahure
Berlokasi di Nangahure Desa Wuring Kecamatan Alok, spesifikasi Pantai berpasir dan hutan bakau

Pantai Sikka
Berlokasi di Sikka Desa Sikka Kecamatan Lela spesifikasi Pantai berpasir

Pantai Bangboler
Berlokasi di Bangboler Desa Hepang Kecamatan Nita spesifikasi Pantai berpasir

Pantai Waiara
Berlokasi di Waiara Desa Waiara Kecamatan Kewapante, spesifikasi Pantai berpasir
dan hutan bakau

Banyak kan tempat wisatanya..?? saya saja bingung bisa sebanyak ini, satu hal yang bisa saya pastikan bahwa sebagain besar tempat wisata alam di kabupaten sikka masih asri. Berminat..???? Ayo berkunjung ..!!!

GBU

Sumber :  www.sikkakab.go.id
                www.tourism-mpu.com

Sabtu, 06 Oktober 2012

Beberapa Foto dalam museum blikon blewut


Tampak depan museum blikon blewut
Peralatan adat
Miniatur Kapal


Porselin
Beberapa Fosil
Kapal Dongson



Museum BLIKON BLEWUT

Museum Blikon Blewut
Museum Blikon Blewut berada dia area STFK Ledalero, tepatnya Sekolah Tinggi Filsafat Katolik di Ledalero. Museum ini terletak di atas perbukitan Kecamatan Nita, 6 km ke arah selatan Kab. Sikka dan berada di perlintasan jalan antara Maumere menuju Ende. Asal museum sangat terkait dengan kegiatan dari tatanan internasional SVD (Societas Verbi Divini) misionaris di awal abad 20. Sebagai misionaris SVD banyak yang ahli di bidang sejarah, linguistik, dan antropologi, mereka mulai mengeksplorasi harta karun masa lalu budaya Flores . Museum Blikon Blewut adalah museum terbesar dan terlengkap di Propinsi NTT (Nusa Tenggara Timur) yang menghimpun berbagai fosil dan artefak dari zaman batu,megalitikum, dan artefak kesenian lainnya dari berbagai kultur. Kata Blikon Blewut sendiri mempunyai arti “sisa-sisa dari yang punah”. Pengumpulan benda-benda purba dimulai oleh Pater Verhoeven SVD pada tahun 1965, kemudian dilanjutkan Pater Piet Petu SVD pada tahun 1980-an. Promotor Blikon Blewut terbesar adalah Dr. P. Th. Verhoeven SVD yang mulai mengadakan penelitian dan ekspedisi-ekspedisi penggalian sejak tahun 1950. Tokoh-tokoh lain yang ikut menggali barang-barang prasejarah dan sejarah ialah Mgr. van Bekkum SVD, Pater Mommersteeg SVD, van Heekeren (Kepala Dinas Purbakala Jakarta di saat itu), Pater Darius Nggawa SVD, Fr. Nurak dan sebagainya. Sedangkan khusus di Timor, sebelum Pater Verhoeven dkk. sudah pernah diteliti oleh Fritz Serasin pada tahun 1934 dan YA. Willems pada tahun 1938. Pater Verhoevera, Pater Piet Petu SVD melanjutkan karya besar itu dengan mengumpulkan barang-barang purbakala lainnya dari Flores, Sumba, Timor, dan Alor. Pater Piet Petu SVD pulalah yang selanjutnya memverifikasinya yaitu mencari hubungan kausalnya. ia menyimpan buah terus terakumulasi dari usahanya di Seminari Todabelu di Kabupaten Ngada, di mana pada saat itu objek mendapat perhatian yang relatif sedikit. Pada pertengahan 1970-an, obyek dipindahkan ke Ledalero Seminary di Maumere, tapi itu tidak sampai tahun 1983 bahwa Blikon Blewut Museum memperoleh signifikansi: salah satu mantan anggota Verhoeven ini ekspedisi, Piet petu SVD, orang Papua menjadi dosen dalam sejarah budaya di Ledalero Seminari. Berkat inisiatif, obyek dikumpulkan selama bertahun-tahun oleh para misionaris SVD yang berbeda disajikan dan dipamerkan di sebuah bangunan kecil di Seminari Ledalero dengan cara terstruktur sehingga koleksi akhirnya bisa disebut sebuah museum. Itu juga Piet petu SVD yang menyarankan penamaan museum Blikon Blewut. Nama ini berasal dari sebuah ayat kuno bahasa ritual Sikka tentang penciptaan alam semesta. Seperti banyak benda museum dipamerkan mencapai kembali jauh ke sejarah, nama cocok museum sempurna. Dari hasil penelitian dan penggalian di Flores, Sumba, dan Timor Pater Verhoeven mengadakan hubungan dengan para ahli di Eropa. Mereka mempelajarinya dan menganalisia benda-benda penemuan yang diserahkan Peter Verhoeven. Kemudian mempublikasinya dalam beberapa majalah ilmu pengetahuan seperti Antropos (Internasional) dan juga beberapa kali termuat dalam Majalah Berita MIPI. ISI Museum BLIKON BLEWUT : Menurut Pater Piet Petu SVD, barang-barang yang dikumpulkan itu,selain dicari sendiri, tetapi ada juga yang dibawah sendiri oleh orang-orang untuk menjualnya. Pater Piet Petu membeli dengan kemampuan yang ada. Kalau terlalu mahal tak dibelinya. Semuanya diproyeksikan sebagai medium ilmu pengetahuan. Alat-alat Kebudayaan Pra-Sejarah Zaman Batu Flores: Zaman Paleoliticum atas; ZamanPakoliticum tengah; Zaman Paleoliticum bawah. Barang-barang berupa chop­per, chopper tool, hand adze.Semuanya berjumlah 70 buah; Zaman Mesoliticum, berupa ujung panah berkait, kapak, ujung tombak boor besar, yang semuanya berumlah 15 buah. Berikut alat-alat dan kulit siput berupa pijpunten, blades, dan perhiasan yang berjumlah 20 buah, Selajn itu juga tembikar dari Liang Toge. Zaman Perunggu, berupa dolok perunggu (satu-satunya yang terdapat di Indonesia), gong, moko, gelang, pattung anjing, tempat sirih, dan manik-manik berjumlah 10 buah. Fosil-fosil atau alat-alat dari Kebudayaan Sangiran dan Pacitan berjumlah 128 buah. Zaman Batu Eropa berjumlah 80 buah (Abbevillen-Auriguneian‑ Clactonien-SoIutrean-AehenIeen-Magdalenien-Monsterien-Mi-,crolith). Jugs alat-alat Neolithis dan perhiasan dari Afrika berjumlah 24 buah. Batu-batu mulia, yang besar berjumlah 71 buah dengan perincian bahwa ada beberapa berasal dari batang kayu yang membatu. Permata berjumlah 45 buah yang diambil dari Lehrmittel-Anstalt Janger Eisenblute-Erzberg; Erzbergit-Erzberg; Edelopal-Mexico; Turmalin dan Achat Gefarbt (Brasilien) Manik-manik. Ada yang berbentuk bulat dan ada yang bulat panjang. Diperkirakan berasal dari Roma, Mesir, dan India. Benda-benda Porselen Benda-benda porselen berupa piring-piring, patung ayam dan sebagainya berjumlah 80 buah. Dikirakan berasal dari Zaman Ming dan Zaman Jung (dari kubur Berloka-Werloka). Alat-alat Musik Alat-alat musik dari Flores dan Timor berupa macam-macam staling, robo, bo gena, for dogo, hake, hoi, woi mere (semacam gitar dari Timor), fekodan sebagainya berjumlah 90 buah. Tenunan, anyaman, dan ukiran Tenurian berupa sarung-sarung dari Flores dan Timor. Anyaman berupa tempat sirih, tempat tembakau, keranjang dan tempat kapur sirih. Ukiran berupa empat papan berukir dari Ngada, ukiran patung dari Irian Barat. Semuanya 90 buah. Fauna Fauna praehistoris berupa Stegedon florensis dengan banyak geligi dan tulang-belulangnya. Spelaemys floorensis Hooijer, Papagomys arrnanvillei, geligi hayfish, geligi ikan yu (hiu), geligi Boa lezafarit, Papagomys verhoevani Hooijer. Sedangkan fauna belakangan adalah kura-kura, macam-macam siput, dan kupu-kupu. Selain itu terdapat juga dua buah kumbang dari Sikka, dua kumbang sedang, 2 kumbang kecil, pakaian dan gendang Irian Barat. Bagaimana menuju ke sana… ?? Anda bisa menggunakan kendaraan angkutan umum dari kota maumere menuju museum BLIKONBLEWUT dengan lama perjalanan sekitar 30 menit hanya dengan 3000 rupiah (survei terakhir tahun 2011), dikarenakan angkutan umum selalu berhenti untuk mencari penumpang selama perjalanan, sedangkan jika anda menggunakan kendaran pribadi roda dua atau roda 4 bisa ditempuh hanya 20 menit. Bagaimana …??? Tertarik dengan kebudayaan daerah kita sendiri ??? Sempatkan diri untuk ke museum ini. Cinta Indonesia dapat dimulai dengan mengenali Indonesia. Mengenali Indonesia dengan cara mengunjungi tempat-tempat indah dan unik sepanjang Sabang-Merauke. GAMBAR_GAMBAR di Museum BLIKON BLEWUT Sumber : www.sikkakab.go.id www.florestourism.com

Sabtu, 25 Agustus 2012

Ikatan Keluarga Mahasiswa Sikka (IKAMASI) di Yogyakarta

ikamasi

Ikatan Keluarga Mahasiswa Sikka atau yang biasa disebut IKAMASI merupakan himpunan dari mahasiswa kabupaten sikka yang berdomisili di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Sebelum membahas lebih jauh tentang IKAMASI terlebih dahulu saya menjelaskan tentang kabupaten sikka. Kabupaten sikka merupakan salah satu kabupaten yang berada di pulau FLORES dan merupakan bagian dari profinsi Nusa Tengara Timur. MAUMERE MANISE…… mungkin itu kata yang lebih dikenal kebanyakan orang dibanding kata IKAMASI. Untuk letak geografis dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Ditandai dengan warna hijau.

sikka
Nah… sepertinya itu dulu info tentang kabupaten sikkanya….
Sekarang kita masuk ke bagian IKAMASInya… hmmmm…. !!!! tapi saya bingung mulai darimana ??? hhmmmmm…..!!!?????@#@#%#$

Oke… kita mulai dari kapan berdirinya IKAMASI…

IKAMASI berdiri pada tanggal 17 juni 1976 dan dirikan oleh "sesepu-sesepu" (istilah untuk kakak-kakak yang sudah alumni). Dari cerita yang saya dengar banyak orang-orang yang terlibat dalam pembentukan IKAMASI diantaranya adalah kakak Agus baginda, kakak paulinus Soge, kakak Firmus Pilin Markus Mas, kakak Maximus Daniel, kakak Sergias Kelang, kakak Klemes Ngotu dan masih banyak kakak-kakak lainnya. Dari orang-orang inilah IKAMASi dapat terbentuk dan masih berjalan sampai sekarang ini.

Banyak kegiatan yang sudah dilakukan oleh IKAMASI yang semuanya itu memiliki tujuan yaitu mempersatukkan mahasiswa kabupaten sikka yang berdomisili di Yogyakarta. Untuk lebih detail kegiatannya saya belum mendapatkan berkas dari ketuannya. mungkin di postingan berikut baru saya berikan rincian kegiatan dan kepengurusan IKAMASI pada periode sekarang. Oh iya IKAMASI juga punya VISI dan MISI. Tapi dipostingan berikutnya. “Epang gawang” sebelumnya sudah mau membaca postingan ini. Silahkan baca atau komentai postingan lainnya.

                                     ++++++++++++++++ god BLESSING +++++++++++

Kamis, 12 Januari 2012

Tradisi dan Benda Pusaka Kabupaten Sikka

Seni Tradisi :
tarian sikka
• Seni tari terdiri dari:
- Tari Upacara Ritual, berkaitan dengan kelahiran, tanam padi, hingga giring perahu.
- Tari Perang, berkaitan dengan ritual sebelum perang hingga tari kemenangan perang.
- Tari Pergaulan, seperti pesta panen, perkawinan hingga tarian yang diwarisi dari
kebudayaan Portugis seperti Tari Bobu yang merupakan drama tari kehidupan Yesus.

• Musik tradisional di Sikka sangat diwarnai oleh musik perkusi pukul yang disebut gong waning, namun alat musik lainnya juga cukup komplit, mulai dari alat perkusi pukul dari metal dan bambu, perkusi kulit (gendang), musik tiup, alat musik petik hingga gesek.

• Tradisi Tenun ikat, dimana tenun ikat tidak hanya menghasilkan tekstil semata, namun setiap motif tenun ikat selalu punya makna simbolis, bahkan pada jaman kerajaan juga menjadi penanda status adat dan sosial.

Benda Pusaka Budaya

Budaya Sikka sangat kaya dengan barang-barang pusaka budaya, baik yang asli dari
kerajaan Sikka sebelum Portugis datang maupun sesudah Portugis datang.
Benda pusakabudaya antara lain: benda peninggalan pra-sejarah (tempayan dongson, replika perahu perak Dobo), benda-benda peninggalan kebesaran kerajaan disebut Regalia, patung keagamaan(patung Bayi Yesus, Watu Cruz)

Sumber : inimaumere.com

Ritual kabupaten sikka


2 ritual siklus tahunan, yakni:
- Musim tanam (Wulang Leleng) dan
- Musim panen (Wulang Dereng)

• 3 siklus daur hidup (Hu’erHoreng Ata Bi’ang), yakni:
- Kelahiran (Wua DetAE Doda), terdiri dari 8 ritual, mulai dari pemberian nama hingga
penyunatan

- Pernikahan (Lema Lepo ‘Rawit Woga), termasuk ritual yang paling rumit terdiri dari 11 ritual, mulai dari ritual meminang hingga ritual mengantar istri ke pihak keluarga
suami. Adat mas kawin (belis) menurut para ahli dan sejarahwan berasal dari perintah
Ratu Dona Inez dan Ratu Dona Maria Du’a Lise Ximenes da Silva pada awal abad ke 17, guna mengangkat harkat kaum wanita di Kerajaan Sikka.

- Kematian (Huer Hereng Ata Mateng Potat), terdiri dari 7 ritual, mulai dari ritual
pembawaan kain, lilin hingga ritual minggu pertama dan ketujuh.

Sumber : inimaumere.com

Bahasa Kabupaten Sikka

Adapun bahasa yang digunakan di kabupaten sikka antara lain :


* Sikka Krowe – Bahasa yang digunakan adalah Bahasa Sikka, Kelompok etnis yang mendiami sebagian besar wilayah Kabupaten Sikka yang terdiri dari sub etnis Sikka Lela,Nita Koting, Nelle-Baluele, Habi-lli-Wetakara, Bola-Wolunwalu,Dorang-Halehebing.

* Sikka Muhan – Bahasa digunakan adalah Bahasa Muhan, Kelompok etnis Tana Ai yang mendiami wilayah sekitar Kringa dan Werang. Penganut sistem kekerabatan matrilinear.

* Muhan mendiami bagian timur Kabupaten Sikka, sekitar perbatasan dengan Kab. Flores Timur atau sering disebut Muhang Jawa.* Lio – Bahasa yang digunakan adalah Bahasa Lio, Mayarakat etnis Lio mendiami bagaian
barat Kab. Sikka dan terdiri dari beberapa sub etnis seperti Mblengu, Mego, Nualolo, dan Bu.

* Palue – Bahasa yang digunakan adalah Bahasa Palue,Kelompok etnis yang mendiami pulau Palue antara lain sub-etnis Nge: Lajangawawi, Lajakarapau, Suria, Kimalaja, Cinde, Pima dan Uwi Muri.

* Tidung – Bahasa yang digunakan adalah Bahasa Bajo, Kelompok etnis Kidong Bajo berasal dari Sulawesi selatan yang mendiami pulau-pulau sekitar Teluk Maumere dan sepanjang Pantai Utara (Magepanda, Alok, Kewapante, Waigete, Talibura)



Sumber : inimaumere.com

Budaya Sikka


Nie buat teman-teman yang ingin tau tentang budaya kabupaten sikka, disertakan juga alamat aslinya…..


Sikka berbatasan sebelah utara dengan laut Flores, sebelah selatan dengan Laut Sabu, dan sebelah timur dengan kabupaten Flores Timur, bagian barat dengan kabupaten Ende. Luas wilayah kabupaten Sikka 1731,9 km2.

             Ibu kota Sikka ialah Maumere yang terletak menghadap ke pantai utara, laut Flores. Konon nama Sikka berasal dari nama suatu tempat dikawasan Indocina. Sikka dan dari sinilah kemungkinan bermula orang berimigrasi kewilayah nusantara menuju ke timur dan menetap disebuah desa pantai selatan yakni Sikka. Nama ini Kemudian menjadi pemukiman pertama penduduk asli Sikka di kecamatan Lela sekarang. Turunan ini bakal menjadi tuan tanah di wilayah ini.


            Pelapisan sosial dari masyarakat Sikka. Lapisan atas disebut sebagai Ine Gete Ama Gahar yang terdiri para raja dan bangsawan. Tanda umum pelapisan itu di zaman dahulu ialah memiliki warisan pemerintahan tradisional kemasyarakatan, di samping pemilikan harta warisa keluarga maupun nenek moyangnya. Lapisan kedua ialah Ata Rinung dengan ciri pelapisan melaksanakan fungsi bantuan terhadap para bangsawan dan melanjutkan semua amanat terhadap masyarakat biasa/orang kebanyakan umumnya yang dikenal sebagai lapisan ketiga yakni Mepu atau Maha.

Secara umum masyarakat kabupaten Sikka terinci atas beberapa nama                    suku :
(1)   ata Sikka, (2) ata Krowe, (3) ata Tana ai

 Disamping itu dikenal juga suku-suku pendatang yaitu:
            (1) ata Goan, (2) ata Lua, (3) ata Lio, (4) ata Ende, (5) ata Sina,
            (6) ata Sabu/Rote, (7) ata Bura.

Mata pencaharian masyarakat Sikka umumnya pertanian. Adapun kelender pertanian sbb:
·          Bulan Wulan Waran - More Duru (Okt-Nov) yaitu bulan untuk membersihkan kebun, menanam,
·          menyusul di bulan Bleke Gete-Bleke Doi - Kowo (Januari, Pebuari, Maret) masa untuk menyiangi kebun (padi dan jagung) serta memetik,
·          Dalam bulan Balu Goit - Balu Epan - Blepo (April s/d Juni) masa untuk memetik dan menanam palawija /kacang-kacangan.
·          Sedangkan pada akhir kelender kerja pertanian yaitu bulan Pupun Porun Blebe Oin Ali-Ilin (Agustus - September).

Sumber : Sikkakab.go.id

KOmentar FACEBOOK